Sepuluh Prinsip
Dasar dalam Manajemen Keuangan
1. Risk-Return Trade Off
Prinsip ini mengatakan ‘There is a
trade-off between risk and return’. Orang menyukai keuntungan tinggi dengan
resiko rendah (prinsip risk aversion). Kondisi ‘hig return, low risk’ ini tdk
akan tercapai karena semua orang menginginkannya (prinsip self-interest
behavior). Prinsip ini mengatakan ‘jika anda menginginkan keuntungan besar,
bersiaplah untuk menanggung risiko yg besar pula atau ‘high risk, high return’
Dalam bisnis dan investasi dikenal
istilah "High Risk, High Return". Istilah ini terkait dengan
aksioma nomor 1 yaitu harus ada pertukaran antara resiko dan return. Maksud
dari hal ini adalah apabila resiko bertambah maka return seharusnya
turut bertambah. Hal ini dimaksudkan sebagai harus ada pertambahan return sebagai
kompensasi dari pertambahan resiko yang akan ditanggung oleh investor. Oleh
karena itu, suatu hal yang wajar apabila terdapat istilah high risk, high
return. Sebagai contoh dari ilustrasi ini, gaji seorang pembalap F1 akan
lebih besar dari gaji seorang pemain bulutangkis. Kenapa? karena seorang
pembalap F1 memiliki resiko untuk tewas dalam arena lebih besar daripada
seorang pemain bulutangkis. Sebagai pengganti resiko yang diterima maka
diberikan return (dalam hal ini gaji) yang lebih besar.
2.
Time Value of
Money
Prinsip ini mengatakan ‘Time has a
time value’. Prinsip ini mengajarkan bahwa uang Rp. 1000 yg kita terima hari
ini tidak sama nilainya dengan uang Rp 1000 yg kita terima bulan depan. Banyak
orang tidak menyadari implikasi dari pertumbuhan majemuk (compound growth) atau
bunga berbunga pada keputusan keuangan.
Aksioma kedua mengenai nilai dari
suatu uang. Uang yang anda terima sekarang akan lebih berharga daripada
uang dengan jumlah yang sama yang akan anda terima setahun yang akan
datang. Di samping inflasi yang melanda suatu negara
yang mengakibatkan nilai suatu mata uang turun, terdapat pula faktor resiko.
Telah dibahas dipostingan saya sebelumnya, resiko timbul karena tidak adanya
kepastian (uncertainty). Kaitan dengan konsep atau aksioma kedua ini
adalah apabila anda ditawari uang dan anda diberi pilihan akan mengambilnya
sekarang atau setahun lagi dengan jumlah yang sama, akan lebih baik jika anda
mengambil pilihan untuk mengambil sekarang. Hal ini dikarenakan uang yang anda
terima sekarang sudah menjadi milik anda, sedangkan uang yang akan anda miliki
setahun lagi belum menjadi milik anda dan masih terdapat kemungkinan uang itu
tidak menjadi milik anda. Dari konsep kedua inilah mengapa pada setiap utang-piutang
terdapat bunga (interest) yaitu sebagai pengganti resiko yang akan
muncul karena ketidak mampuan untuk membayar (default).
3.
Incremental benefit (cash
flow)
Prinsip ini mengatakan ‘Financial
decisions are based on incremental benefit’. Prinsip ini
mengajarkan bahwa keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai
dengan suatu alternatif Dan nilai tanpa alternatif tersebut. Incremental
benefit adalah keuntungan tambahan yg harus dibandingkan dg incremental cost
atau biaya tambahan.
Dalam aksioma nomor 3 telah dijelaskan
bahwa satu-satunya aset yang memiliki pelaporan sendiri adalah kas. Kas sendiri
dilaporkan dalam statement of cash flow dan di dalamnya terdapat
bagaimana aliran kas masuk dan kas keluar. Dalam proses evaluasi keuangan,
salah satu komponen yang akan dievaluasi berasal dari statement of
cashflow. Bahan pertimbangan dalam evaluasi ini adalah terkait dengan opportunity
cost yaitu pengorbanan yang timbul dikarenakan kita memilih salah satu
pilihan. Kaitannya dengan aksioma keempat adalah menurut Martin Keown,
"Incremental
Cash Flow is the difference between the cash flow if the project is taken
on versus if the project is not taken on"
Hal ini terkait dengan segala konsekuensi yang
akan diterima dalam pengambilan keputusan pengambilan atau penolakan atas suatu
proyek.
4.
Efficient Capital
Market
Prinsip ini mengatakan ‘Capital market are efficient’. Capital market atau pasar modal yang efisien adalah pasar modal dimana harga aktiva finansial yg diperjual belikan mencerminkan seluruh informasi yg ada Dan dapat menyesuaikan diri secara cepat thdp informasi baru. Agar pasar modal dpt efisien secara informasi, pasar modal tsb harus efisien secara operasi (operational efficiency),misal kemudahan dalam berjual-beli sekuritas.
Pada pembahasan sebelumnya telah
dikatakan bahwa tujuan utama dari manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan yang dimaksud di sini merupakan
nilai dari saham yang dipegang oleh pemegang saham. Yang jadi pertanyaan,
mengapa harga dari suatu saham dapat berubah? Hal ini dikarenakan supply and
demand yang ada pada pasar. Harga terbentuk setelah mencapai titik
keseimbangan (equilibrium). Dalam manajemen keuangan, harga yang
terbentuk ini selalu menjadi nilai dari suatu perusahaan. Artinya penerapan
dari memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dapat diimplementasikan dengan
memfokuskan pada setiap kebijakan yang ada di perusahaan. Keputusan yang tepat
akan berdampak pada kenaikan nilai dari suatu perusahaan dan sebaliknya. Oleh
karena itu, jika hanya memaksimalkan profit dari perusahaan melalui metode
akuntansi, tidak akan berdampak pada perubahan harga saham. Karena
memaksimalkan profit melalui akuntansi adalah hal yang mudah, anda tinggal
melakuakan pemotongan pada setiap beban, maka jadilah profit anda
lebih besar.
5.
Prinsip ‘Self Interest Behavior
Prinsip ini
mengatakan ‘People act in their own financial self interest’. Inti prinsip ini
adalah orang akan memilih tindakan yg memberikan keuntungan (secara keuangan)
yg terbaik bg dirinya.
6.
Prinsip ‘Risk aversion’
Prinsip ini
mengatakan ‘When all else is equal,
people prefer higher return and lower risk’. Inti prinsip ini
adalah orang akan memilih alternatif dg rasio keuntungan (return) Dan risiko
(risk) terbesar
7.
Prinsip ‘Diversification’
Prinsip ini
mengatakan ‘Diversification is beneficial’. Prinsip ini
mengajarkan bahwa tindakan diversifikasi adalah menguntungkan karena dapat
meningkatkan rasio antara keuntungan Dan risiko
8.
Prinsip ‘Two Sided Transactions’
Prinsip ini
mengatakan ‘Each financial transaction has at least two sides’. Prinsip
ini mengingatkan kita bahwa dalam mempelajari Dan membuat keputusan keuangan
kita tidak hanya melihat dari sisi kita, tetapi juga mencoba melihat dari sisi
lawan transaksi kita.
9.
Prinsip ‘Signating’
Prinsip ini
mengatakan ‘Action convey information’ Prinsip ini
mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi
10. Prinsip ‘Option’
Prinsip ini mentakan ‘Option is valuable’.Option atau opsi adalah suatu
hak tanpa kewajiban untuk melalukan sesuatu. Prinsip option ini menjadi dasar pengembangan sekuritas turunan
(derivative security) option yg berguna untuk melakukan hedging (tindakan
pengurangan resiko). Disamping itu prinsip option banyak membantu dalam
menganalisis Dan memahami pengambilan keputusan keuangan.SUMBER : DARI BERBAGAI ARTIKEL