Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Mei 2013

Working Capital : Cash Flow Analysis and Cash Flow Investment



WORKING CAPITAL : CASH FLOW ANALYSIS DAN CASH FLOW INVESTMENT

A. MODAL KERJA
1. Defenisi
Modal kerja merupakan perwujudan dari aktiva lancar dan utang lancar dari suatu perusahaan. Modal kerja sangat erat kaitannya dengan aktivitas perusahaan yang umumnya dikelola oleh seorang manajer keuangan. Meskipun terdengar sangat sederhana namun memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Pengelolaan Modal kerja harus dilakukan dengan teliti dan disediakan dalam jumlah yang cukup agar dapat menutupi kerugian dan mengatasi keadaan krisis tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan dan tidak berpeluang pada keadaan yang buruk, misalnya penurunan tingkat likuiditas yang apabila semakin berlarut akan berujung pada kebangkrutan.
        Modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan kewajiban lancar yang memiliki beberapa arti penting bagi perusahaan, yakni :
1.      Menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan oleh adanya utang dagang dan utang lancar.
2.      Investasi dalam aktiva yang bersifat likuid, piutang, dan persediaan bersifat sangat sensitif terhadap tingkat produktivitas dan penjualan.
Modal kerja dibedakan menjadi dua macam, yakni Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital) dan Modal Kerja Bersih (Net Working Capital). Dimana Gross Working Capital merupakan aktiva lancar dan Net Working Capital merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

            Modal kerja dinyatakan dalam tiga konsep yakni :
1.      Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dan membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa Modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross Modal kerja).

2.      Konsep Kualitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kualitas Modal kerja, dalam konsep ini Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan.

3.      Konsep Fungsional
Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income), ada sebagian dana yang digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan dana dimasa yang akan datang. Misalnya bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor, dan aktiva tetap lainnya.



2. Fungsi dan Manfaat Modal kerja
             Suatu perusahaan sangat membutuhkan kecukupan Modal kerja agar perusahaannya dapat beroprerasi secara lebih dinamis. Modal kerja memiliki beberapa fungsi dan manfaat apabila dapat tercukupi ketersediaannya.
            Fungsi Modal kerja adalah :
1.      Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan .
2.      Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai,  dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang.
3.      Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Selain itu, memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti pemogokan dan banjir.
4.      Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit pada para pembeli. Terkadang perusahaan harus memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai operasinya.
5.      Memungkinkan perusahaan uintuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar.
6.      Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan dengan lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa, dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit.
7.      Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.
            Ketersediaan Modal kerja sangat dibutuhkan oleh perusahaan apalagi Modal kerja yang bersifat likuid agar dapat dipergunakan dengan segera untuk menjalankan  kegiatan operasionalnya. Modal kerja yang tersedia layaknya harus mampu menopang kegiatan perusahaan sehari-hari agar memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Modal kerja selain memberikan keuntungan berupa laba yang diterima setiap periode, juga memiliki beberapa keuntungan lainnya, yakni :
1.      Melindungi perusahaan terhadap krisis Modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2.      Memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3.      Menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4.      Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.
5.      Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntunkan kepada para pelanggannya.
6.      Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

3. Jenis-jenis Modal kerja
Secara umum, Modal kerja dapat digolongkan kedalam :
1.      Modal kerja permanen yaitu Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain Modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan kedalam :
a.       Modal kerja primer yaitu jumlah Modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b.      Modal kerja normal yaitu jumlah Modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian “normal” disini ialah dalam artian yang dinamis.
2.      Modal kerja variabel yaitu Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan Modal kerja ini dibedakan antara lain :
a.       Modal kerja musiman yaitu Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b.      Modal kerja silis yaitu Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c.       Modal kerja darurat yaitu Modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak)

4. Sumber dan Penggunaan Modal kerja
            Sumber-sumber Modal kerja terdiri atas:
1.      Hasil operasi perusahaan yaitu jumlah laba bersih yang nampak dalam laporan laba-rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah Modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Dengan adanya keuntungan atau laba dari perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan, maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.
2.      Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur Modal kerja yaiu bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber untuk bertambahnya Modal kerja.
3.      Penjualan aktiva tidak lancar. Modal kerja dapat bertambah dari hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya Modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.
4.      Penjualan saham atau obligasi. Untuk menambah dana atau Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan dapat pula mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan Modal kerjanya.
            Penggunaan Modal kerja yang terpenting ialah sebagai berikut :
1.      Pengunaan Modal kerja yang menyebabkan pengurangan aktiva lancar;
a.       Pembayaran biaya rutin dan utang termasuk utang berupa deviden.
b.      Pengambilan laba dalam perusahaan perorangan dan persekutuan oleh pemilik perusahaan.
c.       Kerugian operasi atau kerugian luar biasa yang memerlukan penggunaan.
d.      Pembayaran kembali utang jangka panjang atau bagian dari modal saham.
e.       Pembentukan dana untuk tujuan seperti : untuk pembayaran dana pensiun karyawan, untuk pelunasan pinjaman obligasi, untuk mengganti aktiva tidak lancar yang pada waktunya harus diganti.
2.      Transaksi yang menyebabkan perubahan dalam bentuk aktiva lancar ;
a.       Pembelian surat-surat berharga dengan uang.
b.      Pembelian barang dagangan dengan uang.
c.       Penukaran piutang yang satu kedalam bentuk yang lain.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Modal kerja
        Modal kerja merupakan salah satu pencerminan atas kegiatan perusahaan, karena modal menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan serta klaim atas utang dagang maupun utang lancar. Penentuan besar kecilnya Modal kerja bagi suatu perusahaan bukanlah hal yang dapat dianggap mudah, perlu adanya perhatian yang lebih cermat untuk menentukannya. Oleh karena itu perlu dicermati faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi besar kecilnya Modal kerja.
            Faktor-faktor yang menentukan besar kecilnya Modal kerja ialah :
1.      Sifat dan jenis perusahaan. Pada umumnya Modal kerja untuk suatu perusahaan jasa relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan perusahaan dagang atau manufaktur.
2.      Proses produksi. Jika proses produksi untuk suatu industri cukup rumit dan memakan waktu yang lama, tentu saja proses produksi itu akan memerlukan Modal kerja yang cukup besar pula.
3.      Sistem penjualan. Jika suatu perusahaan yang sebagian penjualannya dilakukan dengan system kredit, tentu saja Modal kerja akan banyak terserap terutama untuk membiayai piutang dagangnya.
4.      Sistem persediaan. Sistem persediaan ini sangat mempengaruhi Modal kerja yang tertanam dalam perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari jenis barangnya apakah mudah rusak atau tahan lama. selain itu, bagi perusahaan yang membutuhkan bahan baku, perlu dipertimbangkan apakah harganya sangat fluktuatif terhadap pasar komoditi serta apakah bahan baku tersebut dapat diperoleh secara lokal atau impor.
5.      Sikap dari pengambil keputusan (Manajemen Perusahaan). Sikap ini sangat penting untuk menentukan tingkat Modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.

6. Perputaran Modal Kerja
Modal kerja yang dimiliki perusahaan selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan tersebut masih beroperasi. Periode Modal kerja turnover dimulai dari kas yang diinvestasikan dalam komponen-komponen Modal kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas. Semakin panjang periode Modal kerja turnover berarti akan semakin rendah tingkat Modal kerja turnover tersebut. Panjang atau pendeknya periode Modal kerja turnover tergantung dari masing-masing komponen Modal kerja itu sendiri dan jenis investasi yang dilakukan.
            Modal kerja turnover menunjukkan adanya hubungan antara Modal kerja dengan penjualan dan juga menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (dalam rupiah) untuk tiap rupiah Modal kerja. Modal kerja turnover yang dapat disebabkan oleh rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar.
     Current Assets Turn Over =   Net Sales      atau             Net Sales
                                                     Current Asset             Avarage Current Asset
     Avarage Current Asset     = Current Asset Awal + Current Asset Akhir
                                                                                    2
7. Strategi Modal kerja
            Setiap perusahaan memiliki kebijakan dalam pembelajaan Modal kerja. Kebijakan pembelanjaan tersebut diluangkan dalam suatu strategi yang akan dijalankan perusahaan. Pola/sifat dari pembelanjaan Modal kerja terdiri dari:
1.      Pembelanjaan Moderat
Suatu cara pembelanjaan yang menyelaraskan waktu dan lamanya asset yang ada dalam perusahaan dengan dana yang digunakan untuk membelanjai asset tersebut. Jadi, peningkatan dalam Modal kerja permanen akan membelanjai juga oleh modal yang permanen, baik dalam bentuk modal sendiri (equity financing), pinjaman jangka panjang, maupun sumber-sumber dana lain yang bersifat permanen.
2.      Pembelanjaan Agresif
Bahwa asset permanen (aktiva tetap) perusahaan didanai oleh modal permanen dan sebagian dari Modal kerja permanen dibelanjai dengan menggunakan pinjaman jangka pendek. Jenis pembelanjaan seperti ini adalah pembelanjaan yang beresiko tinggi karena cenderung untuk “gali lubang tutup lubang”.
3.      Pembelanjaan Konservatif
Pembelanjaan yang memperhatikan pola Modal kerja permanen yang membelanjai sebagian dari kebutuhan Modal kerja variable. Sifat pembelanjaan ini bertolak belakang dengan pembelanjaan agresif dan cenderung memiliki sifat hati-hati.

8. Cara-cara Mengestimasi Kebutuhan Modal kerja
             Dengan tersedianya Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis, efisien, dan terhindar dari resiko kesulitan likuiditas. Untuk menentukan Modal kerja yang cukup pada suatu perusahaan perlu terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Modal kerja. Untuk menentukan besarnya Modal kerja, biasanya digunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Keterikatan Dana
Menentukan besarnya Modal kerja dengan metode ini perlu mengetahui dua faktor yang mempengaruhinya yaitu :
a) Periode terikatnya Modal kerja yaitu jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen Modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya Modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan Modal kerja, demikian sebaliknya. Pada perusahaan dagang periode terikatnya dana dimulai dari kas dibelikan barang dagang kemudian dijual (misalkan dijual secara kredit) akan menjadi piutang dan setelah piutang terbayar, maka akan menjadi kas lagi. Sedangkan pada perusahaan industri periode terikatnya modal kerja dimulai dari kas dibelikan bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi yang kemudian dijual akan menjadi piutang dan bila telah dibayar akan menjadi kas lagi.
b) Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari . Merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong, pembayaran upah, pembayaran biaya pemasaran, dan pembayaran – pembayaran tunai lainnya.
2. Metode Perputaran Modal Kerja
Mengestimasi kebutuhan Modal kerja dengan metode perputaran Modal kerja dapat ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk Modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Berikut ini adalah contoh mengestimasi menggunakan metode tersebut.
Pengendalian jumlah Modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana Modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam Modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadilah idle fund. Padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Tetapi bilamana Modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi.
Dengan demikian kebaikan dan keburukan Modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :
1.      Kelebihan atas Modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan.
2.      Menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan Modal kerja secara efisien.
3.      Jika Modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.
Tetapi bilamana Modal kerja cukup, akan dapat memberikan keuntungan keuntungan bagi perusahaan, seperti :
a.       Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi Modal kerja yang diperlukan.
b.      Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan dalam jangka pendek.
c.       Menilai kecepatan perputaran Modal kerja dalam arti yang menyeluruh.
d.      Membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo.
e.       Memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar pemenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar.
f.       Memberikan pedoman yang baik sehingga tidak terdapat keraguan manajemen guna memperoleh efisiensi yang baik.

B. MANAJEMEN MODAL KERJA
Manajemen Modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing komponen modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar.


Beberapa alasan pentingnya manajemen Modal kerja:
1.   Sebagian waktu manajer keuangan banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah modal kerja. Misalnya agar perusahaan beroperasi efisien, persediaan perlu dikelola secara hati-hati.
2.    Keputusan Modal kerja dapat berpengaruh secara berarti terhadap risiko, return dan harga saham.
Manajemen Modal kerja yang sehat memperhatikan 2 masalah keputusan yang mendasar yaitu:
a.       Masalah penentuan jumlah optimal investasi dalam aktiva lancar (AL).
b.       Penentuan kombinasi yang tepat antara pembelanjaan dengan utang jangka pendek dan jangka panjang untuk mendukung investasi Modal kerja
Ada 2 masalah kunci dalam penentuan tingkat aktiva lancar yang optimal yaitu:
1. Masalah Likuiditas
2. Trade-off antara profitabilitas dan risiko
Manfaat Manajemen Modal kerja
1.      Melindungi perusahaan terhadap krisis Modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2.      Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3.      Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4.      Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen
5.      Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.
6.      Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
7.      Laporan Modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan terhadap Modal kerja .

C. PENGANGGARAN MODAL
1. Pengertian
Anggaran  modal berhubungan dengan keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu pengembalian dananya lebih dari satu tahun.
Anggaran barang modal sering disebut juga dengan penganggaran barang modal atau anggaran untuk pengadaan aktiva tetap. Istilah barang modal mengacu pada aktiva tetap yang digunakan dalam produksi dan anggaran, berarti suatu rencana yang merinci arus kas masuk dan arus kas keluar untuk jangka waktu tertentu di masa akan datang.
Jadi, anggaran modal menekankan pada rencana pengeluaran untuk memperoleh aktiva tetap. Dan penganggaran barang modal adalah seluruh proses untuk menganalisis proyek serta untuk memutuskan apakah proyek bersangkutan akan dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Anggaran modal meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran uang yang hasil pengembaliannya diharapkan lebih dari satu tahun. Contoh, pengeluaran investasi dalam bentuk tanah, bangunan atau mesin, pengembangan sumber daya manusia, departemen pengembangan dan peneltian (R&D).

2. Pentingnya Penganggaran Modal
Beberapa alasan mengapa anggaran modal mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan, antara lain adalah:
a.       Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
b.      Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di masa yang akan datang.
c.       Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut, biasanya meliputi jumlah yang besar dan sulit untuk menjual kembali aktiva tetap yang telah dipakai.
d.       Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mengakibatkan kerugian besar, dengan dampak antara lain: biaya depresiasi yang berat, beban bunga modal pinjaman, biaya per unit yang meningkat bilamana kapasitas mesin terlalu besar tetapi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu keputusan tentang pemilihan investasi merupakan keputusan yang  paling penting  diantara berbagai jenis keputusan yang harus diambil oleh seorang manajer keuangan. Keputusan tersebut tidak saja menentukan tingkat risiko yangharus ditanggung melainkan juga menentukan tingkat keuntungan perusahaan untuk masa mendatang.

3. Klasifikasi Investasi
Perusahaan pada umumnya mengklasifikasikan proyek atau investasi sebagai berikut:
1. Penggantian (replacement)
2. Penggantian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. Penggantian untuk kelangsungan usaha; Meliputi pengeluaran untuk menggantikan peralatan yang rusak dimana peralatan tersebut digunakan untuk berproduksi. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam penggantian ini, adalah:
- Apakah produk dan jasa yang dihasilkan akan diteruskan?
- Apakah pabrik yang ada saat ini akan tetap digunakan?
Bila jawaban atas pertanyaan tersebut adalah ya, keputusan untuk mempertahankan kelangsungan usaha akan dilakukan tanpa melalui proses yang rumit.
b. Penggantian untuk menurunkan biaya; Mencakup pengeluaran untuk menggantikan peralatan yang masih bisa diperbaiki, tapi peralatan tersebut dinilai telah usang. Tujuannya untuk menurunkan biaya tenaga kerja, biaya bahan dan biaya-biaya lainnya seperti gas, listrik dan air.
3. Perluasan (expansion)
Perluasan juga dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. Ekspansi atas produk yang sudah ada saat ini. Mencakup pengeluaran untuk meningkatkan kuantitas produk yang ada saat ini atau untuk menambah outlet penjualan serta fasilitas distribusi.
b. Ekspansi produk atau pasar baru. Meliputi meluaskan pasar ke wilayah yang belum disentuh oleh perusahaan. Proyek ini menyangkut keputusan strategis yang bisa mengubah sifat usaha perusahaan dengan pengeluaran yang biasanya besar dan bersifat jangka panjang.
4. Lainnya, seperti bangunan kantor, fasilitas bagi eksekutif, lapangan parkir.

4. Manfaat Penyusunan Anggaran
a.       Di Bidang Perencanaan : merencanakan penanaman modal yang sehat.
b.      Di Bidang Koordinasi : mengkoordinir penanaman modal dalam kaitannya dengan :
- Kebutuhan pembelanjaan, yakni kebutuhan kas
- Pelaksanaan investasi pada berbagai aktivitas operasional
- Potensi penjualan
- Potensi keuntungan
- Potensi Return on investment
c.       Di Bidang Pengendalian : Mengendalikan perubahan modal.

5. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam alternative Penanaman Modal
a. Jumlah neto pengeluaran investasi
b. Pengembalian yang diharapkan dari investasi
c. Batasan terendah pengembalian investasi yang diharapkan.

6. Teknik dan Konsep Penganggaran Modal
Anggaran modal membantu dalam mengambil keputusan untuk menolak ataupun menerima sebuah usulan investasi. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menentukan penilaian suatu investasi beserta teknik-teknik perhitungan pendukungnya.
Tahap I:
Menentukan nilai investasi awal (initial outlays) dari investasi yang akan dilakukan,


Tahap 2:
Menentukan modal atau sumber dana yang akan digunakan. Dlam hal ini ada tiga  alternative pilihan, yaitu:
a. Modal sendiri seluruhnya
b. Modal dari pihak lain (Bank dan lembaga keuangan lainnya) seluruhnya.
c. Sebagian modal sendiri dan sebagian dari pihak lain.
Tahap 3:
Memperkirakan pola arus kas dari investasi yang diusulkan. Setiap arus pengeluaran modal atau dikenal dengan capital expenditure mempunyai 2 macam arus kas, yaitu:
1. Arus kas masuk (cash in flow)
Merupakan sumber penerimaan secara tunai yang didapat dari hasil investasi, dalam hal ini semua penerimaan uang dan penerimaan lain yang mempunyai nilai uang tertentu.
a. Yang termasuk dalam penerimaan uang adalah penerimaan dari penjualan, pembayarn piutang dagang dan sebagainya.
b. Yang termasuk dalam penerimaan lain yang mengundang nilai uang adalah seperti penerimaan melalui tambahan hutang dari pihak ketiga seperti bank, lembaga keuangan lainnya (perusahaan anjak piutang), tambahan modal pribadi dari pemilik investasi, penjualan asset (aktiva tetap) dan sebagainya.
2. Arus kas keluar (cash out flow)
Merupakan pengeluaran uang ataupun bentuk-bentuk pengorbanan lain yang mempunyai nilai yang tertentu. Dalam arus kas keluar dikenal dua istilah pengeluaran berdasarkan waktu, yaitu:
a. Pengeluaran modal (capital expenditure atau outlays)
Yaitu setiap pengeluaran tunai yang memberikan manfaat jangka panjang seperti halnya pembelian gedung untuk usaha menjalankan investasi ataupun pembelian asset (aktiva) lainnya yang mengandung manfaat jangka panjang.
b. Biaya (revenue expenditure)
Yaitu setiap pengeluaran tunai yang diperhitungkan sebagai pengorbanan dalam memperoleh penghasilan pada periode yang sedang berjalan, misalnya biaya bahan produksi, biaya pemasaran, dan sebagainya.
Tahap 4:
Melakukan perhitungan arus kas masuk (cash inflow), yang disingkat CF dalam penulisan forlmula di bawah ini. Dalam hal ini tersedia dua metode yang mendukungnya, yaitu:
a. Pendekatan Bottom Up (Bottom Up Approach)
Rumusnya:
CF = EAT + Depreciation + Interest (1 – Tax)
b. Pendekatan Top Down (Top Down Approach)
Rumusnya:
CF = EBIT (1-Tax) + Depreciation
Atau
CF = EBDIT (1 –Tax) + (Tax x Depreciation)


Tahap 5:
Melakukan penilaian kelayakan investasi dengan menggunakan metode-metode penilaian investasi adalah:
1. Payback Period Method/Payout Method
Adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan Proceed. Kriteria Penilaiannya adalah: Suatu investasi diterima jika laba tunai rata-rata per tahun atau penghematan tunai per tahun yang diperoleh dari investasi  cukup dapat menutup modal yang ditanamkan dalam jangka waktu yang telah dikehendaki manajemen.
Rumus perhitungan Payback Period adalah:
Modal Yang Ditanamkan
Laba Tunai Setelah Pajak Per Tahun
Kebaikan Payback Period Method:
Bagi investasi yang besar resikonya dan sulit untuk diperkirakan, maka test dengan metode Payback ini dapat mengetahui kembalinya modal yang ditanamkan secepatnya. Payback Method ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi  yang mempunyai Rate Of Return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi mana yang paling cepat kembali. Merupakan alat yang sederhana untuk memilih usul-usul investasi sebelum meningkat ke penilaian lebih lanjut.
Keburukan Payback Period Method :
Tidak memperhatikan nilai waktu uang Tidak memperhatikan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.

2. Net Present Value Method
Adalah apabila jumlah Present Value dari keseluruhan Proceeds yang diharapkan lebih besar dari Present Value investasinya, maka usul investasi tersebut dapat diterima, dan apabila sebaliknya akan ditolak.
Kebaikan Net Present Value Method :
Sudah memperhitungkan nilai waktu uang
Sudah memperhitungkan seluruh aliran kas selama umur investasi
Kelemahan Net Present Value Method:
Membutuhkan perhitungan yang baik dalam menentukan tingkat bunganya. Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama modal yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai neto dalam rupiah tidak dapat digunakan sebagai pedoman.
3. Internal Rate of Return Method
Adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah present value proceed  yang diharapkan akan diterima sama dengan jumlah present value pengeluaran modal.

D. ARUS KAS
1. Pengertian Arus Kas
Arus Kas adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Fungsi Likuiditas
Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi Anti Inflasi
Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Capital Growth
Yaitu dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Arus Kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi
tiga kelompok, yaitu:
1. Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow)
Yaitu, merupakan Aliran Kas Operasional yang meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatan operasi, Operational Cash In Flow (OCIF) meliputi penerimaan hasil penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang,dan penerimaan laba perusahaan. Sedangkan Operational Cash Out Flow (OCOF) meliputi biaya-biaya produksi dan biaya-biaya operasi perusahaan. Biaya produksi terdiri atas pembelian bahan baku dan bahan penolong, biaya upah pekerja langsung, dan biaya overhead pabrik (biaya produksi tak langsung); termasuk pembayaran hutang kepada pemasok bahan. Biaya operasi meliputi biaya administrasi dan umum, seperti biaya gaji pimpinan dan karyawan, biaya rekening listrik, telepon, air (PAM), biaya pemasaran, serta biaya pajak.
2. Arus Kas Pendanaan ( Financial Cash Flow )
Yaitu, Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pendanaan. Financial Cash In Flow (FCIF), meliputi penerimaan modal, baik dari sumber modal sendiri maupun dari sumber modal asing berupa pinjaman atau kredit bank. Sedangkan Financial Cash Out Flow (FCOF) meliputi biaya-biaya yang timbul karena adanya tambahan modal. Biaya modal tersebut dapat berupa pembagian keuntungan kepada para pemilik modal sendiri (dividen atas saham), dan berupa biaya bunga yang harus dibayarkan kepada bank atas kredit yang kita terima.
Arus Kas Pendanaan ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan pada Arus Kas Operasional. Namun mengingat bahwa aliran kas pendanaan ini bersifat periodik (tidak setiap hari terjadi transaksi), pencatatannya dalam perioda bulanan (lihat Tabel 2 dan Tabel 4) atau bahkan tahunan, bukan harian.
3. Arus Kas Investasi ( Investment Cash Flow)
Yaitu, Arus Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas  perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan Investasi. Investment Cash In Flow (ICIF), meliputi penerimaan yang berasal dari aktivitas investasi perusahaan pada aktiva tetap dan investasi pada surat-surat berharga, seperti penerimaan berupa dividen atas saham, bunga (kupon) atas obligasi, dan capital gain atas penjualan aktiva tetap dan penjualan saham. Sedangkan Investment Cash Out Flow (OCOF) meliputi sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli aktiva tetap dan surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi. Arus Kas ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan pada Arus Kas Operasional dan Aliran Kas Pendanaan. Mengingat bahwa transaksi investasi ini tidak dilakukan oleh perusahaan secara harian, maka periode pencatatannya adalah bulanan dan tahunan. Setelah melakukan pencatatan aliran kas perusahaan secara bulanan kemudian catatan-catatan tersebut dikompilasi menjadi catatan aliran kas tahunan, berbentuk Cash Flow Statement  perusahaan (sederhana). Masing-masing laporan aliran kas tersebut diklasifikasi sesuai dengan fungsinya menjadi Laporan Aliran Kas Operasional, Laporan Aliran Kas Pendanaan, dan Laporan Aliran Kas Investasi.
Mengingat bahwa Cash Flow (arus kas tunai), maka hal ini memiliki kelebihan dalam hal kejelasan jumlah penerimaan dan pengeluaran antara yang terdapat di catatan dan keadaan nyatanya (jumlah uang tunai sesungguhnya). Namun demikian, haini juga memiliki kelemahan.
Arus Kas adalah hanyalah pada tidak tersedianya catatan mengenai transaksi hutang dan piutang. Pemecahannya adalah dengan menyediakan catatan khusus mengenai transaksi yang yang bersifat kredit, baik pembelian secara kredit maupun penjualan secara kredit. Catatan ini kita namakan Catatan Pembantu.
2. Keterbatasan Arus Kas ( Cash Flow)
Arus Kas mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain :
a.    Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash flow hanya bersifat tunai.
b.   Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
c.    Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

3. Kegunaan Menyusun Estimasi Arus Kas
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan
sangat berguna bagi beberapa pihak terutama managemen, adalah antara lain :
a.       Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang  menyebabkan perubahan kas.
b.      Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang  akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
c.       Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
d.      Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya.

4. Langkah-Langkah Penyusunan Arus Kas
Ada 4 (empat) langkah dalam penyusunan Arus Kas atau cash flow, yaitu :
a. Menentukan Minimum Kas
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit kas dan membayar kembali pinjaman dari Pihak Ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget yang final.

SUMBER : DARI BERBAGAI ARTIKEL